
Lebih parah dari yang kita pikirkan sebelumnya.
Sebuah studi baru yang diterbitkan oleh Cambridge University Press menunjukkan bahwa memakai masker mungkin dikaitkan dengan peningkatan risiko infeksi Covid.
Dari penelitian tersebut,
Perkiraan kasar menunjukkan insiden tes positif COVID-19 yang lebih tinggi terjadi pada kelompok yang lebih sering menggunakan masker. … Risikonya 1.74 (1.38 hingga 2.18) kali lebih tinggi pada mereka yang sering atau kadang-kadang memakai masker, dibandingkan dengan peserta yang melaporkan tidak pernah atau hampir tidak pernah memakai masker.
Dengan kata lain, individu yang selalu atau hampir selalu memakai masker memiliki risiko 75% lebih tinggi untuk dinyatakan positif COVID-19 dibandingkan mereka yang tidak pernah atau hampir tidak pernah memakai masker.
Penting untuk dicatat bahwa ini hanyalah perkiraan kasar, dan faktor-faktor lain dapat mempengaruhi perbedaan risiko yang diamati. Namun tetap saja, hal ini merupakan data yang memberatkan bagi setiap pendukung mandat penggunaan masker, terutama setelah penelitian di Jerman baru-baru ini tentang bahaya menghirup kembali karbon dioksida.
Selama bulan-bulan awal pandemi, saya sering menulis tentang tidak efektifnya penggunaan masker dan kondisi sosial yang lebih meresahkan yang mengancam kebebasan kita secara individu. Saya menulis ini pada tahun 2020:
“Kegunaan masker dalam kacamata ilmiah telah digembar-gemborkan secara berlebihan, sementara pentingnya Undang-undang Dasar [negara] sangat disampahkan, sehingga kita telah menganggap sepele sekelompok orang yang saling melontarkan caci-maki kotor saat [berekreasi] mendaki.
Tidak memakai masker bukan sekedar ‘pilihan pribadi’ – seperti memutuskan antara penutup kepala atau kaos. Ini adalah suatu kejelasan atas manusia merdeka yang menyetujui untuk dipimpin namun tidak menyetujui untuk diperintah [sewenang-wenang]. Kami tidak menyetujui Amerika dipaksa untuk mengenakan masker, karena itu adalah perubahan yang azasi dalam masyarakat, budaya, norma, dan hak-hak Amerika.”
Hal di atas adalah contoh kepemimpinan berbasis kebebasan dalam menentang pemerintahan yang sangat ingin merebut kekuasaan. Pemerintah menyajikan data yang dimanipulasi untuk menciptakan ketakutan yang meluas – yang mendorong warga untuk secara sukarela melepaskan kebebasan mereka. Kita membutuhkan pemimpin yang titik awalnya mendukung Konstitusi – dan kemudian menggunakan alasan yang tidak memihak untuk mencapai kebijakan yang masuk akal.
Simone Gold, M.D., J.D. – Pendiri dan Presiden America's Frontline Doctors
Nama Yang Terpercaya untuk Informasi Mandiri.
Diterjemahkan dari email publik yang dikirim oleh America’s Frontline Doctors pada tanggal 8 Desember 2023