Masyarakat Amerika Diperingatkan Tentang Perjalanan ke Meksiko Karena 'Demam Bercak Gunung Rocky'

Sebuah peringatan telah dikeluarkan bagi warga Amerika yang berpergian ke beberapa bagian negara Meksiko, memperingatkan mereka akan penyakit yang berpotensi mematikan yang disebut demam Rocky Mountain.
Masyarakat Amerika disarankan untuk berhati-hati saat bepergian ke Meksiko, karena Pusat Pengendalian Penyakit (CDC - Centers for Disease Control) mengeluarkan peringatan perjalanan karena adanya laporan penyakit yang dikenal sebagai demam Rocky Mountain (Rocky Mountain spotted fever), yang bisa mematikan.
“Ada laporan mengenai demam berbintik Rocky Mountain (RMSF - Rocky Mountain Spotted Fever) pada orang-orang yang melakukan perjalanan ke Amerika Serikat dari Tecate, di negara bagian Baja California, Meksiko,” kata CDC dalam peringatan tersebut, yang dikeluarkan pada 8 Desember.
CDC mengatakan ada laporan penyakit ini ditemukan di daerah perkotaan di beberapa negara bagian di Meksiko utara (termasuk Baja California, Sonora, Chihuahua, Coahuila, dan Nuevo León). Namun, penyakit ini tidak hanya terjadi di wilayah tersebut, CDC mencatat dalam peringatannya.
Bakteri penyebab penyakit ini tidak menyebar dari orang ke orang tetapi melalui kutu, kata badan tersebut.
“Anjing dapat membawa kutu yang terinfeksi dan dapat menggigit manusia,” kata CDC. "RMSF (Rocky Mountain Spotted Fever) TIDAK menular dari satu orang ke orang lain."
Penyakit ini “bisa mematikan,” CDC memperingatkan, dan anak-anak kecil mempunyai risiko lebih tinggi.
“Anak-anak di bawah usia 10 tahun lima kali lebih besar kemungkinan meninggal akibat RMSF dibandingkan orang dewasa,” kata badan tersebut.

Tindakan Perlindungan
CDC mengatakan bahwa orang dapat melindungi diri mereka dari demam Rocky Mountain dengan menggunakan obat nyamuk pada kulit dan pakaian yang terbuka.
“Periksa tubuh Anda, tubuh anak Anda, dan pakaian Anda untuk mencari kutu setiap hari saat bepergian ke daerah yang terkena dampak,” kata CDC.
Sedangkan bagi orang Amerika yang bersikeras untuk bepergian ke daerah yang terkena dampak di Meksiko—dan membawa serta anjing mereka—CDC merekomendasikan agar mereka menggunakan tindakan pencegahan kutu pada hewan peliharaan mereka.
“Cari pertolongan medis jika Anda atau anggota keluarga Anda pernah bepergian ke Tecate atau kota lain di Meksiko utara dan mengalami gejala selama perjalanan atau dalam waktu dua minggu setelah kembali ke Amerika Serikat,” kata badan tersebut.
Gejala penyakit ini termasuk demam, sakit kepala, dan ruam, menurut CDC. Beberapa pasien tidak pernah mengalami ruam, meski biasanya ruam muncul dua hingga empat hari setelah timbulnya gejala.
“Penyakit ini dapat berkembang pesat dan mematikan jika tidak diobati sejak dini dengan antibiotik yang direkomendasikan,” kata CDC, dengan doksisiklin sebagai antibiotik yang direkomendasikan.
Meningkatnya Penyakit yang Ditularkan Kutu
Awal tahun ini, otoritas kesehatan mengatakan ada peningkatan besar penyakit lain, namun juga berpotensi mematikan, yang ditularkan melalui kutu di Amerika Serikat yang disebut babesiosis.
Insiden babesiosis “meningkat secara signifikan” di Amerika Serikat bagian timur laut antara tahun 2011 dan 2019, menurut laporan tanggal 17 Maret dari CDC.
“Selama 2011-2019, total 16.456 kasus babesiosis dilaporkan ke CDC di 37 negara bagian,” kata CDC dalam laporannya.
Di antara patogen yang ditularkan melalui kutu, babesia dianggap sebagai ancaman serius bagi manusia. Itu dapat menginfeksi dan menghancurkan sel darah merah. Sekitar 0,5 persen orang yang terinfeksi diperkirakan meninggal karena penyakit ini. Di antara individu dengan gangguan sistem kekebalan tubuh dan orang lanjut usia, angka kematian bisa mencapai satu dari lima.
Babesiosis bisa menjadi “penyakit parah yang mengancam jiwa,” khususnya di kalangan orang yang tidak memiliki limpa, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, memiliki kondisi kesehatan serius lainnya seperti penyakit ginjal atau hati, atau berusia lanjut, kata CDC.
Komplikasi yang timbul akibat babesiosis dapat berupa tekanan darah yang rendah dan tidak stabil, jumlah trombosit yang sangat rendah, kerusakan organ penting, dan koagulasi intravaskular diseminata yang menyebabkan pembekuan darah dan pendarahan.
Naveen Athrappully berkontribusi pada laporan ini.
Diterjemahkan dari artikel The Epoch Times yang ditulis oleh Tom Ozimek pada tanggal 9 Desember 2023, diperbaharui pada tanggal 10 Desember 2023.
Tom Ozimek adalah reporter senior untuk The Epoch Times. Ia memiliki latar belakang luas di bidang jurnalisme, asuransi simpanan, pemasaran dan komunikasi, serta pendidikan orang dewasa.