Vaksin 'Membunuh 3.5 kali Lebih Orang Amerika Dibandingkan Covid Itu Sendiri,' Ahli Memperingatkan
Saran penterjemah: Untuk konfirmasi berita dan informasi dianjurkan untuk mencoba menganalisa berita dan informasi setiap kali. Media utama beserta semua persekongkolan globalis berusaha mengubur berita-berita seperti ini karena membongkar kebusukan yang dilakukan para globalis sekarang ini. Baca juga artikel “Ahli Virus Top Memperingatkan 'Sunami Kematian Dahsyat' Di Antara Orang Yang Menerima Vaksin Dalam 'Waktu Dekat'” dan “Orang Dalam [Organisasi] Bill Gates Membocorkan Informasi Atas Kedatangan Gelombang Kematian Yang Tidak Diduga Di Kalangan Orang Yang Menerima Vaksin” dan “'Miliaran' Orang Yang Menerima Vaksin Akan Mati Dalam 'Gelombang Besar Kematian' Peringatan Ahli.“ serta latar belakang dari para ahli yang disebutkan dalam artikel-artikel ini.
Seorang pakar data terkemuka telah memberikan peringatan setelah mengungkap bukti yang mengungkapkan bahwa suntikan mRNA Covid sebenarnya telah “membunuh 3,5 kali lebih banyak orang Amerika” daripada virus itu sendiri.
Temuan meresahkan ini diungkap oleh pengusaha teknologi Steve Kirsch.
Kirsch menerima gelar Bachelor of Science dan Master of Science di bidang teknik elektro dan ilmu komputer dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 1980.
Pada Oktober 2021, ia mendirikan Vaccine Safety Research Foundation (VSRF).
Dalam postingan di Substack-nya, Kirsch menanggapi serangan jurnalis LA Times terhadap makalah yang ditulis oleh Profesor MSU Mark Skidmore.
Skidmore menulis makalah tentang penelitian yang dilakukannya yang menunjukkan 217.000 orang Amerika terbunuh pada tahun 2021 oleh vaksin Covid mRNA.
Meskipun ada serangan dari media korporat, makalah Skidmore diterbitkan dalam Jurnal Kebijakan Kesehatan Masyarakat (Public Health Policy Journal) yang ditinjau oleh rekan sejawat.
Kirsch mengatakan dia berencana melakukan surveinya sendiri untuk membandingkannya dengan hasil Skidmore.
Menurut Kirsch, surveinya terhadap lebih dari 10,000 responden Amerika menunjukkan bahwa vaksin Covid telah membunuh 3,5 kali lebih banyak orang karena virus yang seharusnya mereka hentikan.
Kirsch mengatakan penelitiannya, termasuk survei, metodologi, dan hasilnya, telah ditinjau oleh ahli statistik dan ahli epidemiologi.
Tidak ada yang bisa menemukan kesalahan apa pun, katanya.
“Saya bersedia memberikan satu juta dolar untuk menyatakan bahwa hal ini benar dan bahwa vaksin telah membunuh lebih banyak orang daripada Covid,” kata Kirsch.
“Ada peminatnya? Jika tidak, mengapa tidak?”
“Saat saya menelepon Profesor Norman Fenton dan memberi tahu dia tentang angka 3,5X, dia dengan tenang menjawab 'Saya tidak terkejut.'”
Kirch juga mengatakan bahwa dia menyambut baik “setiap ahli epidemiologi dengan indeks h 20 atau lebih [yang] ingin menantang hasil 3,5X secara terbuka dalam diskusi publik terbuka.”
Selama penelitian, analisis Kirsch terhadap 9.620 kasus pertama menemukan 804 kematian akibat COVID-19 dan 2.830 kematian akibat vaksin.
Hasil tersebut diperoleh dari minimal 108.000 orang yang dicakup dalam survei.
Beberapa keluarga besar berjumlah lebih dari 25 orang dan survei tidak melacak hal ini sehingga jumlah total anggota keluarga yang dicakup oleh survei berada pada batas bawah.
Survei ini tidak menanyakan usia masing-masing anggota keluarga karena hal ini akan membuat survei menjadi tidak terkendali.
Studi ini terutama berfokus pada rasio kematian akibat Covid terhadap kematian akibat vaksin di keluarga besar, tidak termasuk rumah tangga dekat.
Alasan mengecualikan rumah tangga dekat adalah untuk mengurangi efek bias karena sebagian besar responden tidak melakukan vaksinasi terhadap diri mereka sendiri atau rumah tangganya.
Hal ini tercermin dari rendahnya rasio statistik rumah tangga.
Kirsch menjelaskan bahwa “tidak diperlukan matematika rumit untuk menghitung rasio” karena sederhananya: 2830/804 = 3,5X.
“Ini sederhana dan lugas,” kata Kirsch.
“Tidak ada sulap. Tidak ada tipu daya. Tidak ada manipulasi Cox Proportional Hazard.
“Itu semua adalah data mentah yang dapat diverifikasi.”
Terakhir, Kirsch mengatakan dia mendorong apa yang disebut “pemeriksa fakta” untuk memverifikasi temuannya secara independen.
“Saya senang memiliki pemeriksa fakta independen yang memvalidasi setiap entri dengan pengirim secara langsung (tentu saja dengan persetujuan mereka),” katanya.
“Namun kesepakatannya adalah jika Anda ingin memvalidasi data, Anda harus setuju untuk mempublikasikan temuan Anda.”
Diterjemahkan dari artikel Frank Bergman yang ditulis pada tanggal 26 Oktober 2023.