“Tyranny, like hell, is not easily conquered; yet we have this consolation with us, that the harder the conflict, the more glorious the triumph. What we obtain too cheap, we esteem too lightly: Tis dearness only that gives every thing its value.” — Thomas Paine, 1776
[Terjemahan]
“Tirani, seperti neraka, tidak mudah ditaklukkan; namun kita memiliki penghiburan ini bersama, bahwa semakin sukar konfliknya, semakin mulia kemenangannya. Apa yang kita peroleh dengan terlalu mudah, kita hargai terlalu sedikit: Hanya rasa sayang yang memberikan nilai untuk setiap hal.” —Thomas Paine, 1776
Semua orang yang saya kenal — setidaknya di kalangan konservatif — telah mengalami momen krisis pribadi mereka sendiri setelah pemilu 2020 yang dicuri ketika mereka pertama kali berkata pada diri mereka sendiri: “Mungkin Amerika Serikat bukan lagi satu negara republik. Mungkin negara kita tidak akan pernah pulih. Mungkin sudah berakhir.”
Anda tahu apa yang saya maksudkan.
Saat krisis untuk saya sendiri datang ketika saya mendapat telepon dari mantan penasihat keamanan nasional Presiden Trump yang mengatakan kepada saya: “Jika kita tidak memperbaiki sistem pemungutan suara kita yang korup pada paruh waktu November maka Amerika pada dasarnya sudah berakhir. Selesai."
Sekarang orang yang saya ajak bicara adalah seorang patriot yang hebat dan optimis — dan Tuhan berkati dia untuk itu — dan bahkan dia berpikir bahwa kita memiliki hanya tiga bulan lagi untuk menyelamatkan negara ini. Saya tidak bermaksud berdiam diri dalam keputusasaan, tentu saja— tetapi izinkan saya memberi tahu Anda: waktunya sudah sangat telat. Dan itu jauh lebih telat daripada yang bisa dibayangkan oleh sebagian besar yang disebut pakar konservatif dan pembawa berita kabel.
Tidak, pemimpin minoritas DPR Kevin McCarthy tidak akan datang untuk menyelamatkan Anda. Tidak, Tim Scott tidak benar-benar gusar tentang penggerebekan di tanah milik Trump. Bagaimanapun, dia baru saja mendukung Lisa Murkowski di Alaska — yang seharusnya menjadi akhir dari karirnya dalam politik.

Tidak, Mitch McConnell tidak akan membantu Anda menghentikan rezim Biden. Dia terlalu sibuk membantu mereka bukan menghentikan mereka.

Faktanya, Gubernur New York yang dipermalukan Andrew Cuomo (D) membuat pernyataan yang lebih tegas terhadap serangan FBI daripada yang bisa dilakukan Mitch McConnell — tetapi rezim Biden baru saja memaksa Cuomo hengkang dari jabatannya (karena berani berpikir dia bisa mengalahkan Biden/Harris di 2024 primer) sedangkan Pemimpin Minoritas Senat (R-KY) masih melakukan bisnis dengan para tiran ini.
Sekarang sangat jelas bahwa peran utama dari FBI dan DOJ adalah untuk mencampuri politik domestik untuk kepentingan Partai Demokrat. Mereka melakukannya secara teratur dan leluasa. Berita bahwa FBI memiliki seorang informan yang ditanam di dalam Mar-a-Lago1 sebelum serangan a la dunia ketiga terhadap seorang mantan presiden, berarti agen Christopher Wray sampai saat ini telah memata-matai Presiden Trump secara terus menerus selama tujuh tahun.
Instansi keamanan nasional kita secara ilegal menyadap kampanye Trump pada tahun 2016; menjebak Jenderal Michael Flynn dan menanam mata-mata di dalam Gedung Putih pada tahun 2017; menjalankan Rusia Hoax dan Mueller Probe palsu pada tahun 2018; membantu dan bersekongkol dalam pemakzulan (impeachment) pertama Presiden Trump pada 2019; dan membantu mencuri pemilihan Joe Biden pada tahun 2020. Tidak ada yang bertanggung jawab untuk berkonspirasi melawan presiden yang sedang menjabat — kecuali sentilan kecil yang tidak masuk akal2 yang ditujukan kepada pengacara FBI Kevin Clinesmith — dan ini memperlihatkan kepada kita semua yang kita perlu ketahui akan keadaan “demokrasi” kita saat ini.
Harap tidak usah bicara kepada saya tentang “gelombang merah” yang akan datang di pemilihan tengah semester. GOP terus memberitahukan kita bahwa 2022 akan hebat bagi Partai Republik ketika Partai Demokrat bersiap untuk mengulang siasat curang pemilu tahun 2020 lagi di negara bagian penentu3 — dengan menandatangani kontrak dengan perusahaan mesin pemungutan suara elektronik yang sama.

Kita seharusnya memperhatikan satu hal yang sangat ganjil ketika karyawan Southwest Airlines berbuat lebih banyak untuk memperjuangkan kebebasan daripada seluruh kepemimpinan di GOP — dengan melakukan pemogokan terhadap mandat vaksin tahun lalu. (Seperti yang dicatat Jordan Schachtel: “Pfizer saat ini memiliki 92 pelobi di Washington. Johnson & Johnson memiliki 67. Merck memiliki 53. Gilead memiliki 46. Yang melobi untuk kekebalan alami: nol.”) Selama dua tahun, Partai Republik pada dasarnya bersaing dengan Demokrat untuk melihat pihak mana yang paling bisa melacurkan diri untuk Big Pharma.
Kita seharusnya sudah bisa memperhatikan bahwa GOP tidak menyerukan pencopotan Jaksa Agung Merrick Garland setelah dia mengarahkan FBI untuk menyelidiki orang tua yang marah sebagai “teroris domestik.”
Kita seharusnya sudah memperhatikan sejak lama bahwa GOP mencoba memakzulkan Donald Trump dua kali — dan tidak pernah ke Joe Biden.
Berhentilah bercanda. Berhentilah meminta bantuan dari politisi yang sama yang membuat bangsa kita bertekuk lutut sejak awal. Berhentilah bersikap begitu naif.
“Kebebasan tidak pernah lebih dari satu generasi dari kepunahan” — seorang presiden yang hebat pernah mengingatkan kita — dan generasi yang menyaksikannya kebebasan ini punah adalah generasi kita.
Diterjemahkan secara bebas dari America Has Fallen Into Tyranny, Emerald Robinson, 12 Agustus 2022.
https://www.newsweek.com/exclusive-informer-told-fbi-what-docs-trump-was-hiding-where-1732283
https://www.dailymail.co.uk/news/article-10322339/Disgrace-lawyer-Kevin-Clinesmith-practice-law-despite-conviction-forging-government-records.html
Swing states.