Amerika Serikat sebetulnya secara fundamental telah diserang habis-habisan dari segala penjuru. Salah satu contoh terakhir dapat dilihat dari kejadian yang konyol yang baru terjadi beberapa hari yang lalu.
Dave Rubin, yang sebetulnya adalah penulis dari kalangan liberal baru-baru ini mengumumkan melalui Twitter bahwa dia dan pasangan gay-nya telah membeli dua orang bayi tabung melalui surrogate1. Dan seperti yang kita tahu bahwa salah satu tujuan dari kelompok LGBTQIA+ dan bahkan kelompok-kelompok Marxisme di Amerika lainnya adalah menghancurkan definisi keluarga tradisional, yaitu satu pria sebagai ayah, satu wanita sebagai ibu, dan anak-anak.
Walaupun kita tidak perlu terkejut dengan kelakuan-kelakuan kaum liberal, yang mengagetkan adalah respon dari kelompok-kelompok yang dikenal sebagai pembela nilai-nilai konservatif dan keluarga tradisional seperti The Blaze, PragerU, dan beberapa tokoh “konservatif” lainnya.
Ini menunjukkan bahwa definisi konservatif pada jaman sekarang ini sebetulnya sudah bergeser jauh dari apa yang kita mengerti sebagai standar definisi konservatif dari beberapa tahun yang lalu. Boleh dikatakan bahwa definisi “konservatif” sekarang ini hampir tidak ada artinya sama sekali. Apa pun yang dianggap anti progresif, secara cepat dapat dikategorikan sebagai kubu konservatif dan ini sebetulnya menjadi sangat rancu dan gegabah.
Konservatisme dalam jaman sekarang ini boleh dilihat hanya sebagai sekelompok orang yang melawan gerakan-gerakan progresif seperti agenda transgender dan sosialisme. Bagaimana setelah beberapa tahun lagi ketika transgender sudah dinormalisasi, dan sosialisme sudah menjadi bagian dari norma-norma masyarakat di Barat? Apakah saat itu semuanya menjadi termasuk dalam gerakan konservatif yang menentang hal-hal baru yang dianggap gerakan progresif di masa depan? Jika memang ini yang sebenarnya terjadi, otomatis definisi konservatif hanyalah sejauh masalah label untuk sekumpulan orang-orang yang “ketinggalan jaman” dan menolak perubahan dari “gaya hidup modern.” Dan mereka hanya perlu waktu lebih panjang untuk “membuka pikiran” dan menerima norma-norma baru. Tentu saja itu adalah definisi dan cara berpikir yang salah, tetapi tidak dapat disangkal bahwa inilah yang sebenarnya sedang terjadi di mayoritas kelompok konservatif.

Sebenarnya, masalah seperti ini disebabkan karena di banyak di kalangan konservatif sudah lupa, atau tidak tahu standar apa yang mereka harus pakai di dalam perjuangan mereka. Pengaruh posmodernisme begitu terasa di mana-mana dan meresap di kalangan mana pun sampai banyak yang menjadi kehilangan arah.
Dari situ kita harus kembali mengakui bahwa akar dari seluruh permasalahan ini adalah karena rasa takut atau malu untuk mengindahkan Tuhan Yesus Kristus di arena publik dan berterus-terang bahwa tolok ukur dari segala sesuatu sebenarnya adalah hanya kebenaran dari Alkitab.
Jadi kita perlu sadar dan jangan sampai kita menipu diri sendiri. Jika para “pejuang” nilai-nilai konservatif tidak kembali ke nilai-nilai yang berdasarkan Alkitab, apa yang diperjuangkan mereka pada saat ini akan menjadi satu usaha yang sia-sia karena mereka tidak tahu apa yang sedang diperjuangkan. Dan pertarungan ini akan berakhir pada satu titik temu yang sama dari apa yang diperjuangkan dari pihak progresif sayap kiri. Perbedaannya adalah hanya masalah waktu.
Surogasi atau ibu pengganti (hanya untuk masa kehamilan dan melahirkan).