Miliarder Steve Forbes Mengatakan 'Membuat Orang Makin Miskin' Adalah Strategi Yang Salah Untuk Benahi Inflasi Rekor Tertinggi Saat Ini
Steve Forbes mengatakan bahwa “membuat orang makin miskin” untuk mengatasi inflasi tidak diragukan lagi akan menjadi hasil akhir dari kenaikan suku bunga Federal Reserve di tengah rekor inflasi negara yang tinggi, yang akan mengarah pada resesi yang tidak bisa dihindarkan.
Kenaikan harga yang berdampak pada rakyat Amerika disebabkan oleh banyak faktor seperti kebijakan perubahan iklim yang mengurangi produksi minyak bumi1, sanksi Rusia, dan kebiasaan pengeluaran pemerintah yang berlebihan oleh Presiden Biden.
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, ketika Forbes ditanya tentang sikap Presiden Biden terhadap kebijakan ekonominya yang gagal, Forbes berkata, “Orang-orang bertanya-tanya dia dari planet mana.”


Harga rekor tinggi dengan cepat menjadi masalah utama bagi banyak pemilih Amerika dalam beberapa bulan terakhir. Konsumen melihat biaya melonjak untuk berbagai produk dan layanan, termasuk makanan dan bahan bakar. Bahan bakar naik lebih dari 2 dolar AS per galon dari tahun lalu, sementara harga pangan telah melonjak lebih dari 38% pada periode yang sama.
Biaya kendaraan telah melonjak lebih dari 48% untuk konsumen, membuat biaya rata-rata mobil baru setara dengan sekitar 80% dari gaji setahun untuk kelas menengah yang semakin menghilang dengan cepat.
Biaya kepemilikan rumah menghilangkan pembeli dan menghasilkan lebih sedikit pembelian rumah baru karena harga rumah telah melambung lebih dari 100% dalam dua tahun terakhir. Ditambah dengan kenaikkan suku bunga, akan terjadi penurunan dramatis di pasar real estate.
Pekan lalu, tingkat inflasi yang tinggi mendorong Federal Reserve mengumumkan kenaikan suku bunga yang tertinggi dalam 28 tahun2.
Pada hari Sabtu, Forbes mengatakan dalam sebuah wawancara dengan outlet berita konservatif Newsmax3 bahwa menaikkan suku bunga akan sangat mempengaruhi konsumen.
“Mari kita terus terang tentang ini. Ketika mereka berbicara tentang soft landing atau mencoba memperlambat ekonomi, itu berarti membuat orang-orang semakin miskin,” katanya.
Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa daripada “menghukum ekonomi di Amerika” dengan suku bunga yang lebih tinggi, The Fed harusnya memfokuskan upayanya untuk menstabilkan nilai dolar.
Forbes mengantisipasi bahwa kenaikan suku bunga akan sangat merugikan konsumen ketika “tingkat hipotek disesuaikan kembali akhir tahun ini” dan kenaikan harga untuk biaya pemanasan di musim dingin.
“Hal besar yang buruk sedang terjadi. Dan ketika harga minyak pemanas datang di musim dingin ini, ketika Anda membayar dua kali lipat dari sebelumnya dan Anda harus memanaskan rumah Anda, itu akan menjadi suatu bencana,” katanya. “Jadi apa pun yang mereka ingin juluki, itu tidak baik.”
Kira-kira tujuh dari sepuluh ekonom4 mengantisipasi resesi dalam tahun mendatang.
Rakyat Amerika telah merasakan kejatuhan ekonomi setelah inflasi mencapai tingkat 8,6% di bulan Mei5, dan harga bahan bakar melampaui 5 dolar AS per galon bulan ini.
Seperti salah satu komentar dari artikel aslinya, sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemerintah membuat rakyat makin miskin untuk menanggulangi inflasi ATAU pemerintah menyebabkan inflasi untuk membuat rakyat makin miskin?
Diterjemahkan secara bebas dari Billionaire Steve Forbes Says ‘Making People Poor’ Is A Bad Strategy To Correct Record High Inflation, Michael Robinson, 21 Juni 2022.
https://www.rff.org/news/press-releases/for-policies-that-target-oil-demand-and-supply-you-can-have-your-cake-and-eat-it-too/
https://apnews.com/article/fed-interest-rates-inflation-be1b698e48327d3a33847be25aba3e3d#:~:text=WASHINGTON%20(AP)%20%E2%80%94%20The%20Federal,economy%20without%20causing%20a%20recession.
https://www.newsmax.com/archives/newsmax-tv/220/2022/6/
https://www.newsweek.com/seven-10-economists-expect-recession-u-s-next-year-poll-1715695
https://www.wsj.com/livecoverage/stock-market-news-inflation-consumer-price-index-may-2022#:~:text=U.S.%20consumer%20inflation%20in%20May,highest%20reading%20since%20December%201981.