Sumber Berita Mana Yang Masih Dapat Dipercaya?
Sumber-Sumber Berita Alternatif Yang Lebih Jujur Daripada Propaganda Media Utama

Dari percakapan saya dengan beberapa orang, salah satu tantangan besar bagi mereka yang tinggal di Amerika sekarang ini (dan mungkin di seluruh dunia) adalah derasnya alur berita yang saling bertolak belakang dan membuat para pembaca menjadi seperti terkena paralisis, tidak tahu mana yang dapat dipercaya, mana yang tidak. Dari ekstrim satu propaganda media utama yang sering menyensor kebenaran, sampai ekstrim lain dari kaum-kaum ekstrimis seperti kadrun-kadrun di Indonesia ataupun di Amerika.
Memang sangat menakutkan untuk berpijak keluar dari pegangan kita yang kita anggap sebagai sumber berita yang benar. Tetapi ketika kita mendapatkan bahwa beberapa outlet sumber berita yang dulunya terpercaya beberapa kali tepergok berbohong, berapa kalikah kita akan memaafkan mereka dan memberikan kepercayaan kita kembali?
Seharusnya, setelah berulang kali kita memergoki media utama dengan sengaja menyebar kebohongan, menutup-nutupi kebenaran dengan menyensor dan fitnah terhadap tokoh-tokoh yang jujur, kita seharusnya menuntut mereka untuk membereskan kelakuan mereka sebelum kita percaya mereka kembali sepenuhnya (jika mungkin).
Bagi saya, di era informasi seperti ini ternyata terbukti bukan berarti semakin mudah untuk mendapatkan kebenaran, justru malah kemajuan teknologi dipakai untuk membungkam jalur informasi yang perlu didengar dan dibaca oleh masyarakat karena media utama dan Big Tech menjadi terlalu besar dan berkuasa, banyak yang sudah menerima uang donor dari perusahaan-perusahaan dan partai-partai tertentu untuk memberikan pendapat yang seragam (propaganda) dan menyensor suara oposisi yang mungkin malah memberitakan kebenaran.
Walhasil, yang sering dipertanyakan sekarang adalah, “saya harus membaca berita dari mana yang bisa dipercaya?” Nah, ini memang menjadi situasi yang tidak mudah.
Beberapa prinsip yang dapat kita pakai adalah untuk tidak meremehkan para jurnalis independen yang tidak disponsori oleh perusahaan-perusahaan besar dengan agenda tertentu (misalnya Reuters yang menjadi partner World Economic Forum1, atau Washington Post dan Jeff Bezos, atau Bill Gates ke beberapa kantor berita besar lainnya).
Cek dan recek konsistensi dari berita-berita yang ada. Jika disensor, kita perlu pertanyakan mengapa? Apakah berita tersebut begitu membahayakan keamanan masyarakat sehingga mereka tidak mampu membaca dan menggunakan pikiran mereka untuk menarik kesimpulan sendiri?
Referal itu penting. Siapa yang memberitakan itu penting. Jika kita sudah mendapatkan satu sumber berita yang memiliki kredibilitas yang baik dan jujur, kita boleh lebih mempercayakan referal dari mereka ke sumber berita yang lain. Ini memang tidak 100% foolproof tetapi berisiko jauh lebih kecil daripada kita tidak selektif sama sekali dari mana kita mendapatkan berita kita.
Mungkin sekali pada akhirnya, kelompok orang-orang Kristen yang memiliki teologi yang benar perlu memulai satu media outlet yang masih setia kepada kredo jurnalis untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan dan bijaksana.
Ingat, kita tidak bisa meminimalisasi hal ini karena sepintar apa pun seseorang, jika dia menerima informasi yang salah dan dari kebohongan, segala kesimpulan dan hasil pemikirannya akan menjadi sampah. “Garbage In, Garbage Out!”
Daftar Sumber-Sumber Berita Alternatif
Daftar di bawah ini adalah sumber-sumber berita yang kami lihat lebih jujur dalam memberikan berita. Apakah berarti kita boleh percaya secara buta? Tentu tidak!
Kita sebagai pembaca harus selalu berpikiran kritis dalam membaca dan menguji segala sesuatu. Mendapatkan informasi yang benar adalah langkah pertama dalam kita berpandangan dan membuat keputusan secara benar.
Jika ada masukan untuk sumber-sumber berita lain yang dapat dipercaya kami akan tambahkan di daftar ini.
WND (WorldNetDaily)
https://www.reuters.com/article/rpb-wef-davos-agenda-connect-idUSKBN29U0Y3